REQUIME OF SCORPIO
(part 2)
author: sandrina tysca
Ini pasti
bukan ulah setan!
“SATOSHI!!
SATOSHI!” teriak bu yumiko dengan menangis terisak-isak
“BU
NORIKO! Beri tahu aku, tanggal lahir pak satoshi!” perintahku.
“ta...tanggal
10 november,sih...” jawabnya
“10
november...scorpio!”
Bu yumiko
melihat keadaan sekitar ruangan itu dengan mata yang berlinang air mata, ia
melihat sebuah vas bunga yang hampir terjatuh.
“bunga
yang disukai satoshi.....” katanya
sambil mengelap meja kecil itu dengan sapu tangannya
“CEPAT
PANGGIL POLISI!” perintah oikawa
“eh...iya!”
jawab bu noriko
Sebelum
polisi datang, aku harus menanyakan peruntungan pak satoshi!, aku pun keluar
dari ruangan itu.
Ta...tapi...
scorpio ya? Eeit! Apa boleh buat! Demi mengetahui kenenaran!
“roh
satoshi okoba...wahai antares scorpio! Jawab pemilikmu! Tampilkan sosokmu!”
SRET! Musik
tarian flamenco pun terdengar dari cincinku
“OOOLE!
Sudah lama,ya,ririchi! Sudah 1 tahun 12 hari, ya! Bagaimana? Langkah
flamenco-ku yang menawan!. Inilah hasil usaha mati-matian setelah ririchi
bilang tarianku seperti tarian gurita setahun
yang lalu! (skipping 30X, push up 50X, sit up 70X)” jawab antares
“begini,ya?
Apa enggak bisa muncul dengan sedikit lebih kalem?” jawabku
“INILAH
SEBABNYA AKU TIDAK SUKA ARIES! APA TIDAK BISA BERSIMPATI SEDIKIT?” marahnya
“KAMU
JUGA! JANGAN MENDEMDAM TERUS,DONG!” jawabku
“HIH HIH
HIH HIH, biar seratus tahun, seratus juta tahun sekalipun akan terus
kuingat~~~” jawabnya sambil menjambak rambutku
“ADUH~~!”
Ja...jangan...!
bukan saatnya untuk bertengkar. Agar scorpio mau bekerja sama...
“antares!
Satoshi okoba lahir 10 november 1973, beri tahu peruntungannya tadi pagi, dong!
Hanya kamu yang mampu melakukan misi ini!”
“misi
untukku?” tanyanya denga mata berbinar
“MENGERTI
laksanakan!”
SYUTS!
“berdasarkan
pergerakan dan kelahiran bintang-bintang, antares yang dipergunakan pemilik
cicin bintang meramalkan...
Peruntungan
satoshi okoba berbintang scorpio tadi pagi...
Seperti
biasa, pagi berbahaya... perasaan cintanya jadi rumit...dan yang menunjukkan
kebenaran hari itu...adalah...MATAHARI!” jelas antares
Di lorong
gedung...
Hmm,
matahari, ya?
“JADI
MAKSUD ANDA, SAYA YANG MELAKUKANNYA!?” marah bu noriko
“saya
tidak berkata begitu, kami hanya ingin menanyakan secara rinci apa saja yang
anda lakukan sejak datang kesini hingga ditemukannya korban” jelas salah satu
polisi
Polisi?
Iya, ya! Kalau ada polisi...berarti...
“tapi, bu
noriko katsura...sejak tunangannya, bu yumiko shibata, tiba disini hingga
ditemukannya kasus ini, yang berada di kursus ini hanyalah korban dan ibu
saja,bukan!?”
TUH,KAN!
AYAHKU~~!! OH,MY GOD!
“mungkin
saja ada yang menyusup dari luar!” jawab bu noriko
“itu
tidak mungkin”
“oikawa...”
jawabku bingung
“ingat
baik-baik konstruksi ruangan itu! Piano diletakkan menghadap pintu. Kalau ada
yang masuk, mau tak mau akan terlihat. Pisau yang digunakan tertancap pada
punggung pak satoshi..... seolah-olah dia tersungkur dalam posisi sedang
bermain piano. Tak diungkiri, pelakunya masuk dari pintu dan berdiri di
dekatnya, wajar kan kalau diduga pelakunya adalah orang dekat...kalau memang
ulah setan, lain lagi ceritanya...”
“KAMU!
KAMU LAGI! INI TUGAS POLISI! JANGAN SEMBARANGAN BUKA MULUT!” marah ayah riri
“CIH!”
“sementara,
saya ingin menanyai semua yang ada disini...ini sudah semua?” tanya ayah riri
“ah...tadi
ada seorang murid lagi, sih...” jawab bu yumiko sambil mengusap air matanya
“saya akan
mencarinya!” jawab salah satu polisi
“mulai
dari anda, bu noriko katsura!”
“...”
“yang
berikutnya...kamu!” tunjuk ayah riri kepada putrinya
WEH!
Bakal dibentak-bentak ayah lagi nih! Seperti ini: “RIRI!! HARUS BERAPA KALI
KUBILANG SUPAYA KAMU MENGERTI!?”
“tak
perlu takut begitu! Kakak sudah datang, tenang saja” jawab ayah riri
Bodohnya
keterlaluan, ayahku itu... tapi untunglah enggak ketahuan aku adalah riri!
Ayah riri
menyuruh bu noriko utuk menceritakan apa saja yang terjadi sebelum kejadian
pembunuhan itu terjadi
30 menit
pun terlewati...
“cerita
bu noriko panjang, ya....” keluhku
“kenapa
jadi begini?” sesal bu yumiko
Tiba-tiba
terdengar sebuah alunan musik yang sama persis dengan lagu yan selalu dimainkan
pak satoshi setiap paginya.
“suara
piano?” tanyaku
“! La...lagu ini...prelude rintik hujan...”
Karena
aku penasaran siapa yang memaikannya, aku pun memutuskan untuk mencari dimana
orang itu memainkan pianonya. Kutemukan terdengar dari kelas piano ke-2. Dan
benar saja yang memainkannya adalah oikawa, aku pun menaruh segelas coca-cola dingin di
hadapannya.
“riri...”
“lagu ini
yang dimainkan pak satoshi, kan?”
“ya,
“prelude rintik hujan”. Kabarnya setiap pagi pasti dimaikannya...”
Setiap
pagi?
“tapi,
tadi pagi sebelum kita datang, yang ada disini hanya bu noriko, kan? Apa memang
bu noriko?”
“Kamu
pikir penjahat akan bertindak setransparan itu? Mereka pasti menggunakan cara
yang lebih lihai...”
“...eh,hirorin!
Ada orang yang kamu suka?” tanyaku
BRUSH!!
(oikawa menyemburkan minuman dari mulutnya)
“APA SIH?
KOK TIBA-TIBA?”
“kalau
orang itu meninggal, bagaimana rasanya,ya...? ah, tapi tidak ada, ya? Kamu kan
alergi cewek sih, ya” ledekku
“MEMANGNYA
GARA-GARA SIAPA!?”
“eh?”
“... jadi
gelap gulita apapun tak terlihat lagi, kalau kehilangan orang yang disukai...”
“ah, apa?
Jadi ada, ya? Yang kamu suka!! Siapa? Siapa? Siapa? Seperti apa? Orang amerika,
ya?”
“tak akan
kuberi tahu!” jawab oikawa sambil meminum minumannya
“APA?
PELIT!”
“UH!,
UHUK! UHUK! A...apa ini? Air semua!”
“aah...esnya
nyris cair semua, hari ini sinar mataharinya kuat...”
Sinar
matahari? Matahari? Karena sinar matahari,esnya... !?
“HI...HIRORIN!
KAMU TAHU CYOPIN, KAN, YA!? SIAPA YANG SEDANG BELAJAR CYOPIN??”
“cyo...cyopin?
ti...tidak tahu!” jawabnya
“TIDAK
TAHU, KATAMU? BODOH! PADAHAL SUDAH JADI PEMUSIK!” marahku
“aku tak
tau~~~!” jawab oikawa sambil menjedotkan kepalanya berkali-kali.
“ini,nih!
Cyo-pin (riri salah baca harusnya, CHOPIN!)”
“AH!”
“kamu
aneh hirorin! Main musik tapi tak tahu penggubahnya? Ternyata orang jenius pun
ada kekurangannya...” jawab ku santai
Padahal
oikawa sudah marah besar dan berapi-api GLEGAAAR!!, aku pun tak tahu kenapa.
“BODOH!!!
ITU DIBACA SYOPANG!!”
CHOPIN =
SYOPANG?
“tak
apalah salah baca, jangan terlalu rinci jadi cowok!” jawabku
“DASAR!
Kalau ‘syopang’ sering diajarkan pak satoshi, berarti murid yang itu!
Murid...pak
satoshi?
! ! tatapan ini!!, aku menengok ke
belakang dan mendapatkan miyuki dengan tatapan sedih...dia pun langsung berlari
Anak itu!
“OI!
RIRI?”
“MAAF
OIKAWA! Aku terburu-buru! Nanti saja aku bicara dengan polisi!” jawabku dengan
langsung mengejar anak itu
“TUNGGU!
KENAPA KAMU LARI?”
Tetapi
ternyata anak itu larinya cepat juga, apa boleh buat aku lompat saja
“SIAL!
TAK AKAN KUBIARKAN LEPAS!!”
BETS!
“ini...! milikmu,kan!? Miyuki...yang menjatuhkanku dari tangga,kamu juga,kan!?”
tanyaku geram
“...karena...karena
mukamu memerah waktu ketemu pak satoshi...”
“HAA?”
tanyaku terbata-bata
“SIAPAPUN
TAK KUIZINKAN MENDEKATI PAK SATOSHI!” jawabnya
“miyuki...kamu
menyukai...”
“pak
satoshi selalu jadi penopang semangatku...waktu ibuku meninggal juga...aku
gembira karena kebaikan pak satoshi. Makanya aku berlatih keras memainkan
chopin yang selalu dimainkan pak satoshi....karena aku ingin selalu berada
disampingnya...”
“nah...pasti
kamu syok berat waktu tahu dia bertunangan dengan bu yumiko,kan? Kamu cemburu
pada bu yumiko? Atau kamu marah pada pak satoshi yang ak memilihmu?” tanyaku
“APA?”
“kamu
ingin memonopoli senyuman pak satoshi, kan?”
“IYA! AKU
INGIN! MAKANYA SEMUA ITU KULAKUAKAN! SEKARANG KAMU PUAS?? KAMU TAK BISA
MENGERTI PERASAANKU!!” jawab miyuki sambil berlari menuju lorong.
Saat aku
ingin kembali ke tempat oikawa, aku menemukan sebuah foto yang tergeletak
begitu saja, apakah ini punya miyuki...?
“ririchi!
Bagaimana?” tanya antares
“tampaknya
cahaya bintang telah menunjuk penjahatnya”
“berarti??”
“SAAT
TAMPILNYA SPICA!”
Malam
20.30
CLAK!
Seseorang membuka pintu ruang kelas piano, dia mendekati foto-foto pianis tua,
dan sperti ingin menjatuhkannya
“sedang
apa disitu? Yang dicari dengan menyelinap ke TKP pada tengah malam begini....
yang inikah?” aku pun menunjukkan sebuah karet panjang
“ah...ayanokoji?”
tanya orang itu
“cik cik
cik sayang sekali! Nona manis yang dulu datang untuk belajar piano...namun...”
SRRRT!
“sesungguhnya adalah...”
“sesungguhnya adalah...”
BETS!
“DETEKTIF
TERKENAL SPICA...”
“spi...spica?” orang itu pun berlari menuju pintu,
“TUNGGU!
JADI BENAR ANDA YANG MELAKUKANNYA!? BU YUMIKO...”
TO BE CONTINUED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar