Kamis, 07 Maret 2013

12 sign's of zodiac



                       REQUIME OF SCORPIO
                                (part 2)
author: sandrina tysca


Ini pasti bukan ulah setan!
“SATOSHI!! SATOSHI!” teriak bu yumiko dengan menangis terisak-isak

“BU NORIKO! Beri tahu aku, tanggal lahir pak satoshi!” perintahku.
“ta...tanggal 10 november,sih...” jawabnya
“10 november...scorpio!”

Bu yumiko melihat keadaan sekitar ruangan itu dengan mata yang berlinang air mata, ia melihat sebuah vas bunga yang hampir terjatuh.
“bunga yang disukai satoshi.....”  katanya sambil mengelap meja kecil itu dengan sapu tangannya

“CEPAT PANGGIL POLISI!” perintah oikawa
“eh...iya!” jawab bu noriko

Sebelum polisi datang, aku harus menanyakan peruntungan pak satoshi!, aku pun keluar dari ruangan itu.
Ta...tapi... scorpio ya? Eeit! Apa boleh buat! Demi mengetahui kenenaran!
“roh satoshi okoba...wahai antares scorpio! Jawab pemilikmu! Tampilkan sosokmu!”
SRET! Musik tarian flamenco pun terdengar dari cincinku
“OOOLE! Sudah lama,ya,ririchi! Sudah 1 tahun 12 hari, ya! Bagaimana? Langkah flamenco-ku yang menawan!. Inilah hasil usaha mati-matian setelah ririchi bilang tarianku seperti tarian gurita setahun  yang lalu! (skipping 30X, push up 50X, sit up 70X)” jawab antares

“begini,ya? Apa enggak bisa muncul dengan sedikit lebih kalem?” jawabku
“INILAH SEBABNYA AKU TIDAK SUKA ARIES! APA TIDAK BISA BERSIMPATI SEDIKIT?” marahnya
“KAMU JUGA! JANGAN MENDEMDAM TERUS,DONG!” jawabku
“HIH HIH HIH HIH, biar seratus tahun, seratus juta tahun sekalipun akan terus kuingat~~~” jawabnya sambil menjambak rambutku
“ADUH~~!”
Ja...jangan...! bukan saatnya untuk bertengkar. Agar scorpio mau bekerja sama...
“antares! Satoshi okoba lahir 10 november 1973, beri tahu peruntungannya tadi pagi, dong! Hanya kamu yang mampu melakukan misi ini!”
“misi untukku?” tanyanya denga mata berbinar
“MENGERTI laksanakan!”
SYUTS!
“berdasarkan pergerakan dan kelahiran bintang-bintang, antares yang dipergunakan pemilik cicin bintang meramalkan...
Peruntungan satoshi okoba berbintang scorpio tadi pagi...
Seperti biasa, pagi berbahaya... perasaan cintanya jadi rumit...dan yang menunjukkan kebenaran hari itu...adalah...MATAHARI!” jelas antares

Di lorong gedung...
Hmm, matahari, ya?
“JADI MAKSUD ANDA, SAYA YANG MELAKUKANNYA!?” marah bu noriko
“saya tidak berkata begitu, kami hanya ingin menanyakan secara rinci apa saja yang anda lakukan sejak datang kesini hingga ditemukannya korban” jelas salah satu polisi
Polisi? Iya, ya! Kalau ada polisi...berarti...
“tapi, bu noriko katsura...sejak tunangannya, bu yumiko shibata, tiba disini hingga ditemukannya kasus ini, yang berada di kursus ini hanyalah korban dan ibu saja,bukan!?”
TUH,KAN! AYAHKU~~!!    OH,MY GOD!

“mungkin saja ada yang menyusup dari luar!” jawab bu noriko
“itu tidak mungkin”
“oikawa...” jawabku bingung
“ingat baik-baik konstruksi ruangan itu! Piano diletakkan menghadap pintu. Kalau ada yang masuk, mau tak mau akan terlihat. Pisau yang digunakan tertancap pada punggung pak satoshi..... seolah-olah dia tersungkur dalam posisi sedang bermain piano. Tak diungkiri, pelakunya masuk dari pintu dan berdiri di dekatnya, wajar kan kalau diduga pelakunya adalah orang dekat...kalau memang ulah setan, lain lagi ceritanya...”
“KAMU! KAMU LAGI! INI TUGAS POLISI! JANGAN SEMBARANGAN BUKA MULUT!” marah ayah riri
“CIH!”
“sementara, saya ingin menanyai semua yang ada disini...ini sudah semua?” tanya ayah riri
“ah...tadi ada seorang murid lagi, sih...” jawab bu yumiko sambil mengusap air matanya
“saya akan mencarinya!” jawab salah satu polisi
“mulai dari anda, bu noriko katsura!”
“...”
“yang berikutnya...kamu!” tunjuk ayah riri kepada putrinya
WEH! Bakal dibentak-bentak ayah lagi nih! Seperti ini: “RIRI!! HARUS BERAPA KALI KUBILANG SUPAYA KAMU MENGERTI!?”
“tak perlu takut begitu! Kakak sudah datang, tenang saja” jawab ayah riri
Bodohnya keterlaluan, ayahku itu... tapi untunglah enggak ketahuan aku adalah riri!

Ayah riri menyuruh bu noriko utuk menceritakan apa saja yang terjadi sebelum kejadian pembunuhan itu terjadi
30 menit pun terlewati...
“cerita bu noriko panjang, ya....” keluhku
“kenapa jadi begini?” sesal bu yumiko
Tiba-tiba terdengar sebuah alunan musik yang sama persis dengan lagu yan selalu dimainkan pak satoshi setiap paginya.
“suara piano?” tanyaku
! La...lagu ini...prelude rintik hujan...”
Karena aku penasaran siapa yang memaikannya, aku pun memutuskan untuk mencari dimana orang itu memainkan pianonya. Kutemukan terdengar dari kelas piano ke-2. Dan benar saja yang memainkannya adalah oikawa, aku pun  menaruh segelas coca-cola dingin di hadapannya.
“riri...”
“lagu ini yang dimainkan pak satoshi, kan?”
“ya, “prelude rintik hujan”. Kabarnya setiap pagi pasti dimaikannya...”
Setiap pagi?
“tapi, tadi pagi sebelum kita datang, yang ada disini hanya bu noriko, kan? Apa memang bu noriko?”
“Kamu pikir penjahat akan bertindak setransparan itu? Mereka pasti menggunakan cara yang lebih lihai...”
“...eh,hirorin! Ada orang yang kamu suka?” tanyaku
BRUSH!! (oikawa menyemburkan minuman dari mulutnya)
“APA SIH? KOK TIBA-TIBA?”
“kalau orang itu meninggal, bagaimana rasanya,ya...? ah, tapi tidak ada, ya? Kamu kan alergi cewek sih, ya” ledekku
“MEMANGNYA GARA-GARA SIAPA!?”
“eh?”
“... jadi gelap gulita apapun tak terlihat lagi, kalau kehilangan orang yang disukai...”
“ah, apa? Jadi ada, ya? Yang kamu suka!! Siapa? Siapa? Siapa? Seperti apa? Orang amerika, ya?”
“tak akan kuberi tahu!” jawab oikawa sambil meminum minumannya
“APA? PELIT!”
“UH!, UHUK! UHUK! A...apa ini? Air semua!”
“aah...esnya nyris cair semua, hari ini sinar mataharinya kuat...”
Sinar matahari? Matahari? Karena sinar matahari,esnya... !?
“HI...HIRORIN! KAMU TAHU CYOPIN, KAN, YA!? SIAPA YANG SEDANG BELAJAR CYOPIN??”
“cyo...cyopin? ti...tidak tahu!” jawabnya
“TIDAK TAHU, KATAMU? BODOH! PADAHAL SUDAH JADI PEMUSIK!” marahku
“aku tak tau~~~!” jawab oikawa sambil menjedotkan kepalanya berkali-kali.
“ini,nih! Cyo-pin (riri salah baca harusnya, CHOPIN!)”
“AH!”
“kamu aneh hirorin! Main musik tapi tak tahu penggubahnya? Ternyata orang jenius pun ada kekurangannya...” jawab ku santai
Padahal oikawa sudah marah besar dan berapi-api GLEGAAAR!!, aku pun tak tahu kenapa.
“BODOH!!! ITU DIBACA SYOPANG!!”
CHOPIN = SYOPANG?
“tak apalah salah baca, jangan terlalu rinci jadi cowok!” jawabku
“DASAR! Kalau ‘syopang’ sering diajarkan pak satoshi, berarti murid yang itu!
Murid...pak satoshi?
! ! tatapan ini!!, aku menengok ke belakang dan mendapatkan miyuki dengan tatapan sedih...dia pun langsung berlari
Anak itu!
“OI! RIRI?”
“MAAF OIKAWA! Aku terburu-buru! Nanti saja aku bicara dengan polisi!” jawabku dengan langsung mengejar anak itu

“TUNGGU! KENAPA KAMU LARI?”
Tetapi ternyata anak itu larinya cepat juga, apa boleh buat aku lompat saja
“SIAL! TAK AKAN KUBIARKAN LEPAS!!”
BETS! “ini...! milikmu,kan!? Miyuki...yang menjatuhkanku dari tangga,kamu juga,kan!?” tanyaku geram
“...karena...karena mukamu memerah waktu ketemu pak satoshi...”
“HAA?” tanyaku terbata-bata
“SIAPAPUN TAK KUIZINKAN MENDEKATI PAK SATOSHI!” jawabnya
“miyuki...kamu menyukai...”
“pak satoshi selalu jadi penopang semangatku...waktu ibuku meninggal juga...aku gembira karena kebaikan pak satoshi. Makanya aku berlatih keras memainkan chopin yang selalu dimainkan pak satoshi....karena aku ingin selalu berada disampingnya...”
“nah...pasti kamu syok berat waktu tahu dia bertunangan dengan bu yumiko,kan? Kamu cemburu pada bu yumiko? Atau kamu marah pada pak satoshi yang ak memilihmu?” tanyaku
“APA?”
“kamu ingin memonopoli senyuman pak satoshi, kan?”
“IYA! AKU INGIN! MAKANYA SEMUA ITU KULAKUAKAN! SEKARANG KAMU PUAS?? KAMU TAK BISA MENGERTI PERASAANKU!!” jawab miyuki sambil berlari menuju lorong.
Saat aku ingin kembali ke tempat oikawa, aku menemukan sebuah foto yang tergeletak begitu saja, apakah ini punya miyuki...?
“ririchi! Bagaimana?” tanya antares
“tampaknya cahaya bintang telah menunjuk penjahatnya”
“berarti??”
“SAAT TAMPILNYA SPICA!”

Malam 20.30
CLAK! Seseorang membuka pintu ruang kelas piano, dia mendekati foto-foto pianis tua, dan sperti ingin menjatuhkannya
“sedang apa disitu? Yang dicari dengan menyelinap ke TKP pada tengah malam begini.... yang inikah?” aku pun menunjukkan sebuah karet panjang
“ah...ayanokoji?” tanya orang itu
“cik cik cik sayang sekali! Nona manis yang dulu datang untuk belajar piano...namun...”
SRRRT!
“sesungguhnya adalah...”
BETS!
“DETEKTIF TERKENAL SPICA...”
“spi...spica?”  orang itu pun berlari menuju pintu,
“TUNGGU! JADI BENAR ANDA YANG MELAKUKANNYA!? BU YUMIKO...”
                                                          TO BE CONTINUED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar