Kamis, 07 Maret 2013

12 SIGN'S OF ZODIAC



12 SIGN’S OF ZODIAC
(Requime scorpio)
Author: sandrina tysca
RUMAH RAMAL MADAMOISELLE RIRI
Kelompok api * aries=leo=sagitarius
Kelompok tanah * capricorn=virgo=taurus   
Kelompok angin * aquarius=gemini=libra
Kelompok air * scorpio=pisces=cancer

Yang penggabungnya tidak baik adalah kelompok api dengan air, tanah dengan angin. X_x
(INILAH PENGELOMPOKKAN BINTANG-BINTANG YANG COCOK!!)

at class
“tampak...tampak jelas peruntungan cintamu yang berbintang pisces! Besok pagi yang didukung venus, planet cinta. Nyatakanlah sambil membawa sapu tangan polkadot! PASTI SUKSES 100%”
“besok ya! Makasih,riri~~!” jawab perempuan itu
“selamat berjuang! Berikutnya siapa,ya?”
“aku juga ingin diramal,tentang wujud asli detektif spica..”
“oikawa!! Eh,eh...ok deh! ayo! Letakkan tangannya di atas horoskop,ya!” jawabku sambil memegang tangannya.
Bret! Bret!
“RIRI!!”
“capricorn hari ini, tak ada gunanya mencurigai orang,bye-bye hirorin!” jawabku sambil loncat keluar dari jendela
“o...oi...oiii!”
Aku riri hoshizawa ,seorang aries yang berdedikasi. Sudah jadi peramal secara turun temurun.
Saat aku berjalan untuk mencari makanan,tidak sengaja aku menguping pembicaraan seseorang.

“kenapa tidak minta tolong saja pada detektif spica? Kabarnya kalau diminta kasus macam apapun akan dipecahkannya” kata salah seorang dari mereka
“ide yang bagus!” jawab temannya
“kabarnya, peristiwa yang terjadi di sekolah baru-baru ini pun, spica yang menyelesaikannya. Keren, ya! Entah darimana munculnya, dan kasus pun terpecahkan...aku tahu alamat e-mailnya tempat kita bisa minta bantuannya”
“he? Betul?”
“kita coba saja! Pip pip @spica”
Waaa!! Gawat !! PIP PIP PIP “HIII!!” hah hah! Hampir saja!
Detektif spica sesungguhnya adalah aku...
“eeeh! Tentang apa?” di email itu pun tertulis:
Ada setan di kursus piano katsura tempatku belajar. Banyak hal mengerikan telah teradi .....tolong lakukan sesuatu!
Dari akina  (nakamura)
Se...SETAN?! hyuungg
“aku tak percaya yang namanya setan, nona spica ini akan membongkar kedoknya !” demi bintang-bintang!

At kursus piano katsura
Biar setan,biar jadi-jadian,ayo,saja!
“huhuhu! Dilihat dari mana pun, inilah gadis yang akan belajar piano!”
Aku pun membuka pintu gedung itu, TREK!
“permisi! Seram juga...pe...permisi! ada siapa disini?”
Plok! Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang
“GYAAA!!!” buk! Aku pun menendang mukanya
“ah! Manusia...”

“eh! Ingin mendaftar??” tanya guru wanita itu
“iya sebagai wanita,mestinya kita mahir memainkan piano... nama saya ayanokoji, izinkan saya mencari pengalaman di tempat kursus yang telah bereputasi ini!!” jawabku, aku ini riri!
“ya! Kami sambut dengan gembira! Saya noriko katsura, pemilik kursus ini”
“selamat sinang!”
“eh,akina! Hari ini kok cepat?”
GLEK! Ah! yang minta bantuanku...
“eh,kamu? Murid baru,ya?! Halo!”
“ha...halo juga!”
Tidak ketahuan!
“bu noriko! Piano di kelas kedua kondisinya tidak baik” sahut seorang laki-laki
ada yang ganteng disini! Lucky...tampan,kelihatannya baik, dewasa, tampak pintar, keren!
“eh,kamu! Percuma saja kalau mau mendekati pak satoshi dia sudah punya tunangan. Ah! Bu yumiko, selamat siang!”
“akina,sudah latihan?”
“sudah,dong!”
Wuih, cantik juga...
“itu bu yumiko, tunangan pak satoshi. Serasi,ya?”
Uuuh, huu~~~! Mesra sekali!
“jangan mentang-mentang pak satoshi punya pacar,kamu jadi berhenti,ya! Karena sudah banyak yang berhenti”
“eh...kenapa?”
“A...AKINA!! sudah mengobrolnya, mulai latihan, ya!” panggil bu noriko
“iya! Sudah ya, nanti kita lanjutkan lagi”
“ayanokoji sudah sampai tsuerunii nomor 40?” tanya bu noriko
“eh,eh... i...iya! nomor 40.....ho ho ho”
Terumi? Apa itu? Makanan?

DEG! Ditatap? ZRRT. Ke...napa?
“bu noriko, itu siapa?” tanyaku
“ooh,miyuki,ya? Murid yang rajin...
Tapi...kenapa tadi? Menatapku seperti itu...

“ayo,mulai latihannya! Di kelas piano ke-4” ajak bu noriko
“ah,iya”
“ayanokoji, kamu beruntung! Hari ini ada guru khusus, dulu jadi murid di sini. Kalau diseriusi, kemampuannya bahkan mampu jadi unggulan dalam kontes chopin. Tapi, dia tak tertarik pada piano,katanya.sayang sekali...ya...hiromi oikawa”
APAA!? YANG BENAR SAJA!!
“karena bisa main piano, aku sekadar memaikannya saja...”
“kok, begitu? Ok,tolong,ya,oikawa!” BLAM
“AAH!”
“kamu baru pertama kali?” tanya oikawa
“eh? Yah, sekitar 5-6 tahunanlah”
“nah, kalau Cuma ini,pasti bisa,ya!?”
Ha...? apa-apaan ini? Aku tidak tahu! Ya sudahlah aku tekan yang ini... TING!
BETS! “SALAH!!” jawab oikawa sambil memukul tanganku dengan tongkat
“ADUH! Apa yang...”
“jadi pianis itu sulit riri hoshizawa” jawab oikawa sambil mengambil kacamataku dengan senyum jailnya
“lho...ja...jangan-jangan, dari awal sudah ketahuan?”
“WAJAR, KAN!? Menyamar seperti ini, apa rencanamu?”
“memangnya tidak boleh belajar piano? Tidak ada hukumnya. Sekarang mau mencoba, makanya menyamar dulu (bela diri sendiri)”
“hmmm...kalau begitu,aku bisa mengajarimu dengan galak, dong, ya!?”
“glek! ...”
“NAH! YANG ADA DISITU! KAMU SPICA, KAN!?” wak tu oikawa menoleh ke bangku lagi...Langsung hilang seperti angin kilat
“apa? Dia~~”

Sementara di depan pintu ruang piano ke-1...
“yang benar saja! Aku datang untuk mencari setan. Siapa yang mau belajar piano?. Tapi, tidak ada tanda-tanda adanya setan,sih...” gerutuku
Aku berjalan masuk untuk melihat-lihat keadaan ruangan itu, aku menoleh ke kanan...
BRRAANNGG “ITU DIAAA!! SETANNYA!!HIII. !” ternyata...Cuma potret para pianis tua...
Aah! Keliatannya tidak ada setan,nih! “hari ini pulang saja,ah!” kataku sambil berjalan nenuju anak tangga
DOING! “HE!?”
APA? Ada yang mendorongku?
DRAK DAK DAK DAK DAK
!!! “RIRI!!”
“uh...” aku pun jatuh diatas badan oikawa
DRAP DRAP DRAP
“ada apa ribut-ribut?” tanya bu noriko panik
“oikawa! Kamu terluka?? Tidak apa-apa??” tanyaku panik
“aah! Cuma alergi”
“hoh! Untung!”
“ITU SETANNYA! Setan lagi yang melakukannya! Roh orang yang bunuh diri disini.....”
“AKINA!” tegur bu noriko
“INI SUDAH KE-8 KALI ORANG JATUH DI TANGGA INI! Bu noriko yang bilang,kan!? Ada yang bunuh diri di kursus piano ini... pasti arwahnya...” jawab akina
Arwah orang yang bunuh diri? Bukan! Bukan begitu! Waktu itu ada orang yang...aku pun menundukkan kepalaku untuk berpikir...
“haa? Ini buku chopin milik siapa? Ini kan milik...” tanyaku
“KYAAAAAA!!”
“SUARA YUMIKO!!, dari kelas ke-1” panik pak satoshi
BRAK
“BU YUMIKO!” panggilku
“li...lihat! aku bermaksud mengambil barang yang tertinggal,potret-potret yang tergantung di dinding...
....bentuk ini...” jawab bu yumiko sambil mengerutkan keningnya.
Bentuk potret-potret yang tidak terjatuh membentuk huruf jepang shi!

“shi! Kematian! Itu “kematian”! pasti maksudnya kematian...TERNYATA ARWAH ORANG YANG BUNUH DIRI ITU MEMANG ADA! AKU TIDAK MAU ADA DISINI LAGI!” jawab akina sambil berlari meninggalkan tempat kursus itu
“AKINA!” panggil bu noriko

Kematian?? Sungguhkah ini ulah setan? Betulkah?.

Besoknya...
“hup!” aku masuk lewat jendela belakang. Hari ini harus kubuka kedok setan itu. Sebelum yang lain datang, periksa ruang potret itu...
“pagi ayanokoji!” sapa bu yumiko
“!?”
“kok hari minggu cepat?”
“BU...BU YUMIKO,OIKAWA...” kagetku
“kukira kamu tak datang lagi karena kejadian kemarin,ayanokoji!?” tanya oikawa menusuk
“kamu sendiri kemarin sudah...”
“tak mungkin didiamkan,kan? Kali ini aku ingin mendahului spica memecahkan teka-tekinya”
Uh!
“kalian sedang apa disitu?” tanya bu noriko
“bu noriko” sapa oikawa
Bu noriko juga datang?
“semua datang cepat,ya” tanyaku kecewa
“saya datang untuk menemuinya”
“pak satoshi?” tanya ku
“iya bermain piano tiap pagi adalah rutinitasnya.hari ini mungkin tidak datang,ya? Tak ada bunyi piano. Rasanya tidak mungkin”
TREK
“satoshi? Pagi!”
“!!, ah...”
“bu yumiko? !!!”
Kulihat pak satoshi tersungkur diatas piano dan ada pisau di leher belakangnya.
“SA...SATOSHI!?” kaget bu noriko
“ti...ti...TIDAAAK!
“tahu...”
“eh?”
“BERI TAHU AKU TANGGAL LAHIR PAK SATOSHI!”
Ini pasti bukan ulah setan!
“SATOSHI!! SATOSHI!” teriak bu yumiko dengan menangis terisak-isak

“BU NORIKO! Beri tahu aku, tanggal lahir pak satoshi!” perintahku.
“ta...tanggal 10 november,sih...” jawabnya
“10 november...scorpio!”

Bu yumiko melihat keadaan sekitar ruangan itu dengan mata yang berlinang air mata, ia melihat sebuah vas bunga yang hampir terjatuh.
“bunga yang disukai satoshi.....”  katanya sambil mengelap meja kecil itu dengan sapu tangannya

“CEPAT PANGGIL POLISI!” perintah oikawa
“eh...iya!” jawab bu noriko

Sebelum polisi datang, aku harus menanyakan peruntungan pak satoshi!, aku pun keluar dari ruangan itu.
Ta...tapi... scorpio ya? Eeit! Apa boleh buat! Demi mengetahui kenenaran!
“roh satoshi okoba...wahai antares scorpio! Jawab pemilikmu! Tampilkan sosokmu!”
SRET! Musik tarian flamenco pun terdengar dari cincinku
“OOOLE! Sudah lama,ya,ririchi! Sudah 1 tahun 12 hari, ya! Bagaimana? Langkah flamenco-ku yang menawan!. Inilah hasil usaha mati-matian setelah ririchi bilang tarianku seperti tarian gurita setahun  yang lalu! (skipping 30X, push up 50X, sit up 70X)” jawab antares

“begini,ya? Apa enggak bisa muncul dengan sedikit lebih kalem?” jawabku
“INILAH SEBABNYA AKU TIDAK SUKA ARIES! APA TIDAK BISA BERSIMPATI SEDIKIT?” marahnya
“KAMU JUGA! JANGAN MENDEMDAM TERUS,DONG!” jawabku
“HIH HIH HIH HIH, biar seratus tahun, seratus juta tahun sekalipun akan terus kuingat~~~” jawabnya sambil menjambak rambutku
“ADUH~~!”
Ja...jangan...! bukan saatnya untuk bertengkar. Agar scorpio mau bekerja sama...
“antares! Satoshi okoba lahir 10 november 1973, beri tahu peruntungannya tadi pagi, dong! Hanya kamu yang mampu melakukan misi ini!”
“misi untukku?” tanyanya denga mata berbinar
“MENGERTI laksanakan!”
SYUTS!
“berdasarkan pergerakan dan kelahiran bintang-bintang, antares yang dipergunakan pemilik cicin bintang meramalkan...
Peruntungan satoshi okoba berbintang scorpio tadi pagi...
Seperti biasa, pagi berbahaya... perasaan cintanya jadi rumit...dan yang menunjukkan kebenaran hari itu...adalah...MATAHARI!” jelas antares

Di lorong gedung...
Hmm, matahari, ya?
“JADI MAKSUD ANDA, SAYA YANG MELAKUKANNYA!?” marah bu noriko
“saya tidak berkata begitu, kami hanya ingin menanyakan secara rinci apa saja yang anda lakukan sejak datang kesini hingga ditemukannya korban” jelas salah satu polisi
Polisi? Iya, ya! Kalau ada polisi...berarti...
“tapi, bu noriko katsura...sejak tunangannya, bu yumiko shibata, tiba disini hingga ditemukannya kasus ini, yang berada di kursus ini hanyalah korban dan ibu saja,bukan!?”
TUH,KAN! AYAHKU~~!!    OH,MY GOD!

“mungkin saja ada yang menyusup dari luar!” jawab bu noriko
“itu tidak mungkin”
“oikawa...” jawabku bingung
“ingat baik-baik konstruksi ruangan itu! Piano diletakkan menghadap pintu. Kalau ada yang masuk, mau tak mau akan terlihat. Pisau yang digunakan tertancap pada punggung pak satoshi..... seolah-olah dia tersungkur dalam posisi sedang bermain piano. Tak diungkiri, pelakunya masuk dari pintu dan berdiri di dekatnya, wajar kan kalau diduga pelakunya adalah orang dekat...kalau memang ulah setan, lain lagi ceritanya...”
“KAMU! KAMU LAGI! INI TUGAS POLISI! JANGAN SEMBARANGAN BUKA MULUT!” marah ayah riri
“CIH!”
“sementara, saya ingin menanyai semua yang ada disini...ini sudah semua?” tanya ayah riri
“ah...tadi ada seorang murid lagi, sih...” jawab bu yumiko sambil mengusap air matanya
“saya akan mencarinya!” jawab salah satu polisi
“mulai dari anda, bu noriko katsura!”
“...”
“yang berikutnya...kamu!” tunjuk ayah riri kepada putrinya
WEH! Bakal dibentak-bentak ayah lagi nih! Seperti ini: “RIRI!! HARUS BERAPA KALI KUBILANG SUPAYA KAMU MENGERTI!?”
“tak perlu takut begitu! Kakak sudah datang, tenang saja” jawab ayah riri
Bodohnya keterlaluan, ayahku itu... tapi untunglah enggak ketahuan aku adalah riri!

Ayah riri menyuruh bu noriko utuk menceritakan apa saja yang terjadi sebelum kejadian pembunuhan itu terjadi
30 menit pun terlewati...
“cerita bu noriko panjang, ya....” keluhku
“kenapa jadi begini?” sesal bu yumiko
Tiba-tiba terdengar sebuah alunan musik yang sama persis dengan lagu yan selalu dimainkan pak satoshi setiap paginya.
“suara piano?” tanyaku
! La...lagu ini...prelude rintik hujan...”
Karena aku penasaran siapa yang memaikannya, aku pun memutuskan untuk mencari dimana orang itu memainkan pianonya. Kutemukan terdengar dari kelas piano ke-2. Dan benar saja yang memainkannya adalah oikawa, aku pun  menaruh segelas coca-cola dingin di hadapannya.
“riri...”
“lagu ini yang dimainkan pak satoshi, kan?”
“ya, “prelude rintik hujan”. Kabarnya setiap pagi pasti dimaikannya...”
Setiap pagi?
“tapi, tadi pagi sebelum kita datang, yang ada disini hanya bu noriko, kan? Apa memang bu noriko?”
“Kamu pikir penjahat akan bertindak setransparan itu? Mereka pasti menggunakan cara yang lebih lihai...”
“...eh,hirorin! Ada orang yang kamu suka?” tanyaku
BRUSH!! (oikawa menyemburkan minuman dari mulutnya)
“APA SIH? KOK TIBA-TIBA?”
“kalau orang itu meninggal, bagaimana rasanya,ya...? ah, tapi tidak ada, ya? Kamu kan alergi cewek sih, ya” ledekku
“MEMANGNYA GARA-GARA SIAPA!?”
“eh?”
“... jadi gelap gulita apapun tak terlihat lagi, kalau kehilangan orang yang disukai...”
“ah, apa? Jadi ada, ya? Yang kamu suka!! Siapa? Siapa? Siapa? Seperti apa? Orang amerika, ya?”
“tak akan kuberi tahu!” jawab oikawa sambil meminum minumannya
“APA? PELIT!”
“UH!, UHUK! UHUK! A...apa ini? Air semua!”
“aah...esnya nyris cair semua, hari ini sinar mataharinya kuat...”
Sinar matahari? Matahari? Karena sinar matahari,esnya... !?
“HI...HIRORIN! KAMU TAHU CYOPIN, KAN, YA!? SIAPA YANG SEDANG BELAJAR CYOPIN??”
“cyo...cyopin? ti...tidak tahu!” jawabnya
“TIDAK TAHU, KATAMU? BODOH! PADAHAL SUDAH JADI PEMUSIK!” marahku
“aku tak tau~~~!” jawab oikawa sambil menjedotkan kepalanya berkali-kali.
“ini,nih! Cyo-pin (riri salah baca harusnya, CHOPIN!)”
“AH!”
“kamu aneh hirorin! Main musik tapi tak tahu penggubahnya? Ternyata orang jenius pun ada kekurangannya...” jawab ku santai
Padahal oikawa sudah marah besar dan berapi-api GLEGAAAR!!, aku pun tak tahu kenapa.
“BODOH!!! ITU DIBACA SYOPANG!!”
CHOPIN = SYOPANG?
“tak apalah salah baca, jangan terlalu rinci jadi cowok!” jawabku
“DASAR! Kalau ‘syopang’ sering diajarkan pak satoshi, berarti murid yang itu!
Murid...pak satoshi?
! ! tatapan ini!!, aku menengok ke belakang dan mendapatkan miyuki dengan tatapan sedih...dia pun langsung berlari
Anak itu!
“OI! RIRI?”
“MAAF OIKAWA! Aku terburu-buru! Nanti saja aku bicara dengan polisi!” jawabku dengan langsung mengejar anak itu

“TUNGGU! KENAPA KAMU LARI?”
Tetapi ternyata anak itu larinya cepat juga, apa boleh buat aku lompat saja
“SIAL! TAK AKAN KUBIARKAN LEPAS!!”
BETS! “ini...! milikmu,kan!? Miyuki...yang menjatuhkanku dari tangga,kamu juga,kan!?” tanyaku geram
“...karena...karena mukamu memerah waktu ketemu pak satoshi...”
“HAA?” tanyaku terbata-bata
“SIAPAPUN TAK KUIZINKAN MENDEKATI PAK SATOSHI!” jawabnya
“miyuki...kamu menyukai...”
“pak satoshi selalu jadi penopang semangatku...waktu ibuku meninggal juga...aku gembira karena kebaikan pak satoshi. Makanya aku berlatih keras memainkan chopin yang selalu dimainkan pak satoshi....karena aku ingin selalu berada disampingnya...”
“nah...pasti kamu syok berat waktu tahu dia bertunangan dengan bu yumiko,kan? Kamu cemburu pada bu yumiko? Atau kamu marah pada pak satoshi yang ak memilihmu?” tanyaku
“APA?”
“kamu ingin memonopoli senyuman pak satoshi, kan?”
“IYA! AKU INGIN! MAKANYA SEMUA ITU KULAKUAKAN! SEKARANG KAMU PUAS?? KAMU TAK BISA MENGERTI PERASAANKU!!” jawab miyuki sambil berlari menuju lorong.
Saat aku ingin kembali ke tempat oikawa, aku menemukan sebuah foto yang tergeletak begitu saja, apakah ini punya miyuki...?
“ririchi! Bagaimana?” tanya antares
“tampaknya cahaya bintang telah menunjuk penjahatnya”
“berarti??”
“SAAT TAMPILNYA SPICA!”

Malam 20.30
CLAK! Seseorang membuka pintu ruang kelas piano, dia mendekati foto-foto pianis tua, dan sperti ingin menjatuhkannya
“sedang apa disitu? Yang dicari dengan menyelinap ke TKP pada tengah malam begini.... yang inikah?” aku pun menunjukkan sebuah karet panjang
“ah...ayanokoji?” tanya orang itu
“cik cik cik sayang sekali! Nona manis yang dulu datang untuk belajar piano...namun...”
SRRRT!
“sesungguhnya adalah...”
BETS!
“DETEKTIF TERKENAL SPICA...”
“spi...spica?”  orang itu pun berlari menuju pintu,
“TUNGGU! JADI BENAR ANDA YANG MELAKUKANNYA!? BU YUMIKO...”
TO BE CONTINUED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar