12 SIGN’S OF ZODIAC
(Requime scorpio)
Author:
sandrina tysca
RUMAH RAMAL MADAMOISELLE RIRI
Kelompok
api * aries=leo=sagitarius
Kelompok
tanah * capricorn=virgo=taurus
Kelompok
angin * aquarius=gemini=libra
Kelompok
air * scorpio=pisces=cancer
Yang penggabungnya
tidak baik adalah kelompok api dengan air, tanah dengan angin. X_x
(INILAH
PENGELOMPOKKAN BINTANG-BINTANG YANG COCOK!!)
at class
“tampak...tampak
jelas peruntungan cintamu yang berbintang pisces! Besok pagi yang didukung
venus, planet cinta. Nyatakanlah sambil membawa sapu tangan polkadot! PASTI
SUKSES 100%”
“besok
ya! Makasih,riri~~!” jawab perempuan itu
“selamat
berjuang! Berikutnya siapa,ya?”
“aku juga
ingin diramal,tentang wujud asli detektif spica..”
“oikawa!!
Eh,eh...ok deh! ayo! Letakkan tangannya di atas horoskop,ya!” jawabku sambil
memegang tangannya.
Bret!
Bret!
“RIRI!!”
“capricorn
hari ini, tak ada gunanya mencurigai orang,bye-bye hirorin!” jawabku sambil
loncat keluar dari jendela
“o...oi...oiii!”
Aku riri
hoshizawa ,seorang aries yang berdedikasi. Sudah jadi peramal secara turun
temurun.
Saat aku
berjalan untuk mencari makanan,tidak sengaja aku menguping pembicaraan
seseorang.
“kenapa
tidak minta tolong saja pada detektif spica? Kabarnya kalau diminta kasus macam
apapun akan dipecahkannya” kata salah seorang dari mereka
“ide yang
bagus!” jawab temannya
“kabarnya,
peristiwa yang terjadi di sekolah baru-baru ini pun, spica yang
menyelesaikannya. Keren, ya! Entah darimana munculnya, dan kasus pun
terpecahkan...aku tahu alamat e-mailnya tempat kita bisa minta bantuannya”
“he?
Betul?”
“kita
coba saja! Pip pip @spica”
Waaa!!
Gawat !! PIP PIP PIP “HIII!!” hah hah! Hampir saja!
Detektif
spica sesungguhnya adalah aku...
“eeeh!
Tentang apa?” di email itu pun tertulis:
Ada setan
di kursus piano katsura tempatku belajar. Banyak hal mengerikan telah teradi
.....tolong lakukan sesuatu!
Dari
akina (nakamura)
Se...SETAN?!
hyuungg
“aku tak
percaya yang namanya setan, nona spica ini akan membongkar kedoknya !” demi
bintang-bintang!
At kursus
piano katsura
Biar
setan,biar jadi-jadian,ayo,saja!
“huhuhu!
Dilihat dari mana pun, inilah gadis yang akan belajar piano!”
Aku pun
membuka pintu gedung itu, TREK!
“permisi!
Seram juga...pe...permisi! ada siapa disini?”
Plok!
Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang
“GYAAA!!!”
buk! Aku pun menendang mukanya
“ah!
Manusia...”
“eh!
Ingin mendaftar??” tanya guru wanita itu
“iya sebagai
wanita,mestinya kita mahir memainkan piano... nama saya ayanokoji, izinkan saya
mencari pengalaman di tempat kursus yang telah bereputasi ini!!” jawabku, aku
ini riri!
“ya! Kami
sambut dengan gembira! Saya noriko katsura, pemilik kursus ini”
“selamat
sinang!”
“eh,akina!
Hari ini kok cepat?”
GLEK! Ah!
yang minta bantuanku...
“eh,kamu?
Murid baru,ya?! Halo!”
“ha...halo
juga!”
Tidak
ketahuan!
“bu
noriko! Piano di kelas kedua kondisinya tidak baik” sahut seorang laki-laki
ada yang
ganteng disini! Lucky...tampan,kelihatannya baik, dewasa, tampak pintar, keren!
“eh,kamu!
Percuma saja kalau mau mendekati pak satoshi dia sudah punya tunangan. Ah! Bu
yumiko, selamat siang!”
“akina,sudah
latihan?”
“sudah,dong!”
Wuih,
cantik juga...
“itu bu
yumiko, tunangan pak satoshi. Serasi,ya?”
Uuuh,
huu~~~! Mesra sekali!
“jangan
mentang-mentang pak satoshi punya pacar,kamu jadi berhenti,ya! Karena sudah
banyak yang berhenti”
“eh...kenapa?”
“A...AKINA!!
sudah mengobrolnya, mulai latihan, ya!” panggil bu noriko
“iya!
Sudah ya, nanti kita lanjutkan lagi”
“ayanokoji
sudah sampai tsuerunii nomor 40?” tanya bu noriko
“eh,eh...
i...iya! nomor 40.....ho ho ho”
Terumi?
Apa itu? Makanan?
DEG!
Ditatap? ZRRT. Ke...napa?
“bu
noriko, itu siapa?” tanyaku
“ooh,miyuki,ya?
Murid yang rajin...
Tapi...kenapa
tadi? Menatapku seperti itu...
“ayo,mulai
latihannya! Di kelas piano ke-4” ajak bu noriko
“ah,iya”
“ayanokoji,
kamu beruntung! Hari ini ada guru khusus, dulu jadi murid di sini. Kalau
diseriusi, kemampuannya bahkan mampu jadi unggulan dalam kontes chopin. Tapi,
dia tak tertarik pada piano,katanya.sayang sekali...ya...hiromi oikawa”
APAA!?
YANG BENAR SAJA!!
“karena
bisa main piano, aku sekadar memaikannya saja...”
“kok,
begitu? Ok,tolong,ya,oikawa!” BLAM
“AAH!”
“kamu
baru pertama kali?” tanya oikawa
“eh? Yah,
sekitar 5-6 tahunanlah”
“nah,
kalau Cuma ini,pasti bisa,ya!?”
Ha...?
apa-apaan ini? Aku tidak tahu! Ya sudahlah aku tekan yang ini... TING!
BETS!
“SALAH!!” jawab oikawa sambil memukul tanganku dengan tongkat
“ADUH!
Apa yang...”
“jadi
pianis itu sulit riri hoshizawa” jawab oikawa sambil mengambil kacamataku
dengan senyum jailnya
“lho...ja...jangan-jangan,
dari awal sudah ketahuan?”
“WAJAR,
KAN!? Menyamar seperti ini, apa rencanamu?”
“memangnya
tidak boleh belajar piano? Tidak ada hukumnya. Sekarang mau mencoba, makanya
menyamar dulu (bela diri sendiri)”
“hmmm...kalau
begitu,aku bisa mengajarimu dengan galak, dong, ya!?”
“glek!
...”
“NAH!
YANG ADA DISITU! KAMU SPICA, KAN!?” wak tu oikawa menoleh ke bangku
lagi...Langsung hilang seperti angin kilat
“apa?
Dia~~”
Sementara
di depan pintu ruang piano ke-1...
“yang
benar saja! Aku datang untuk mencari setan. Siapa yang mau belajar piano?.
Tapi, tidak ada tanda-tanda adanya setan,sih...” gerutuku
Aku
berjalan masuk untuk melihat-lihat keadaan ruangan itu, aku menoleh ke kanan...
BRRAANNGG
“ITU DIAAA!! SETANNYA!!HIII. !” ternyata...Cuma potret para pianis tua...
Aah!
Keliatannya tidak ada setan,nih! “hari ini pulang saja,ah!” kataku sambil
berjalan nenuju anak tangga
DOING!
“HE!?”
APA? Ada
yang mendorongku?
DRAK DAK
DAK DAK DAK
!!!
“RIRI!!”
“uh...”
aku pun jatuh diatas badan oikawa
DRAP DRAP
DRAP
“ada apa
ribut-ribut?” tanya bu noriko panik
“oikawa!
Kamu terluka?? Tidak apa-apa??” tanyaku panik
“aah!
Cuma alergi”
“hoh!
Untung!”
“ITU
SETANNYA! Setan lagi yang melakukannya! Roh orang yang bunuh diri disini.....”
“AKINA!”
tegur bu noriko
“INI SUDAH
KE-8 KALI ORANG JATUH DI TANGGA INI! Bu noriko yang bilang,kan!? Ada yang bunuh
diri di kursus piano ini... pasti arwahnya...” jawab akina
Arwah
orang yang bunuh diri? Bukan! Bukan begitu! Waktu itu ada orang yang...aku pun
menundukkan kepalaku untuk berpikir...
“haa? Ini
buku chopin milik siapa? Ini kan milik...” tanyaku
“KYAAAAAA!!”
“SUARA
YUMIKO!!, dari kelas ke-1” panik pak satoshi
BRAK
“BU
YUMIKO!” panggilku
“li...lihat!
aku bermaksud mengambil barang yang tertinggal,potret-potret yang tergantung di
dinding...
....bentuk
ini...” jawab bu yumiko sambil mengerutkan keningnya.
Bentuk
potret-potret yang tidak terjatuh membentuk huruf jepang shi!
“shi!
Kematian! Itu “kematian”! pasti maksudnya kematian...TERNYATA ARWAH ORANG YANG
BUNUH DIRI ITU MEMANG ADA! AKU TIDAK MAU ADA DISINI LAGI!” jawab akina sambil
berlari meninggalkan tempat kursus itu
“AKINA!”
panggil bu noriko
Kematian??
Sungguhkah ini ulah setan? Betulkah?.
Besoknya...
“hup!”
aku masuk lewat jendela belakang. Hari ini harus kubuka kedok setan itu.
Sebelum yang lain datang, periksa ruang potret itu...
“pagi
ayanokoji!” sapa bu yumiko
“!?”
“kok hari
minggu cepat?”
“BU...BU
YUMIKO,OIKAWA...” kagetku
“kukira
kamu tak datang lagi karena kejadian kemarin,ayanokoji!?” tanya oikawa menusuk
“kamu
sendiri kemarin sudah...”
“tak
mungkin didiamkan,kan? Kali ini aku ingin mendahului spica memecahkan
teka-tekinya”
Uh!
“kalian
sedang apa disitu?” tanya bu noriko
“bu
noriko” sapa oikawa
Bu noriko
juga datang?
“semua
datang cepat,ya” tanyaku kecewa
“saya
datang untuk menemuinya”
“pak
satoshi?” tanya ku
“iya
bermain piano tiap pagi adalah rutinitasnya.hari ini mungkin tidak datang,ya?
Tak ada bunyi piano. Rasanya tidak mungkin”
TREK
“satoshi?
Pagi!”
“!!,
ah...”
“bu
yumiko? !!!”
Kulihat
pak satoshi tersungkur diatas piano dan ada pisau di leher belakangnya.
“SA...SATOSHI!?”
kaget bu noriko
“ti...ti...TIDAAAK!
“tahu...”
“eh?”
“BERI
TAHU AKU TANGGAL LAHIR PAK SATOSHI!”
Ini pasti
bukan ulah setan!
“SATOSHI!!
SATOSHI!” teriak bu yumiko dengan menangis terisak-isak
“BU
NORIKO! Beri tahu aku, tanggal lahir pak satoshi!” perintahku.
“ta...tanggal
10 november,sih...” jawabnya
“10
november...scorpio!”
Bu yumiko
melihat keadaan sekitar ruangan itu dengan mata yang berlinang air mata, ia
melihat sebuah vas bunga yang hampir terjatuh.
“bunga
yang disukai satoshi.....” katanya
sambil mengelap meja kecil itu dengan sapu tangannya
“CEPAT
PANGGIL POLISI!” perintah oikawa
“eh...iya!”
jawab bu noriko
Sebelum
polisi datang, aku harus menanyakan peruntungan pak satoshi!, aku pun keluar
dari ruangan itu.
Ta...tapi...
scorpio ya? Eeit! Apa boleh buat! Demi mengetahui kenenaran!
“roh
satoshi okoba...wahai antares scorpio! Jawab pemilikmu! Tampilkan sosokmu!”
SRET! Musik
tarian flamenco pun terdengar dari cincinku
“OOOLE!
Sudah lama,ya,ririchi! Sudah 1 tahun 12 hari, ya! Bagaimana? Langkah
flamenco-ku yang menawan!. Inilah hasil usaha mati-matian setelah ririchi
bilang tarianku seperti tarian gurita setahun
yang lalu! (skipping 30X, push up 50X, sit up 70X)” jawab antares
“begini,ya?
Apa enggak bisa muncul dengan sedikit lebih kalem?” jawabku
“INILAH
SEBABNYA AKU TIDAK SUKA ARIES! APA TIDAK BISA BERSIMPATI SEDIKIT?” marahnya
“KAMU
JUGA! JANGAN MENDEMDAM TERUS,DONG!” jawabku
“HIH HIH
HIH HIH, biar seratus tahun, seratus juta tahun sekalipun akan terus
kuingat~~~” jawabnya sambil menjambak rambutku
“ADUH~~!”
Ja...jangan...!
bukan saatnya untuk bertengkar. Agar scorpio mau bekerja sama...
“antares!
Satoshi okoba lahir 10 november 1973, beri tahu peruntungannya tadi pagi, dong!
Hanya kamu yang mampu melakukan misi ini!”
“misi
untukku?” tanyanya denga mata berbinar
“MENGERTI
laksanakan!”
SYUTS!
“berdasarkan
pergerakan dan kelahiran bintang-bintang, antares yang dipergunakan pemilik
cicin bintang meramalkan...
Peruntungan
satoshi okoba berbintang scorpio tadi pagi...
Seperti
biasa, pagi berbahaya... perasaan cintanya jadi rumit...dan yang menunjukkan
kebenaran hari itu...adalah...MATAHARI!” jelas antares
Di lorong
gedung...
Hmm,
matahari, ya?
“JADI
MAKSUD ANDA, SAYA YANG MELAKUKANNYA!?” marah bu noriko
“saya
tidak berkata begitu, kami hanya ingin menanyakan secara rinci apa saja yang
anda lakukan sejak datang kesini hingga ditemukannya korban” jelas salah satu
polisi
Polisi?
Iya, ya! Kalau ada polisi...berarti...
“tapi, bu
noriko katsura...sejak tunangannya, bu yumiko shibata, tiba disini hingga
ditemukannya kasus ini, yang berada di kursus ini hanyalah korban dan ibu
saja,bukan!?”
TUH,KAN!
AYAHKU~~!! OH,MY GOD!
“mungkin
saja ada yang menyusup dari luar!” jawab bu noriko
“itu
tidak mungkin”
“oikawa...”
jawabku bingung
“ingat
baik-baik konstruksi ruangan itu! Piano diletakkan menghadap pintu. Kalau ada
yang masuk, mau tak mau akan terlihat. Pisau yang digunakan tertancap pada
punggung pak satoshi..... seolah-olah dia tersungkur dalam posisi sedang
bermain piano. Tak diungkiri, pelakunya masuk dari pintu dan berdiri di
dekatnya, wajar kan kalau diduga pelakunya adalah orang dekat...kalau memang
ulah setan, lain lagi ceritanya...”
“KAMU!
KAMU LAGI! INI TUGAS POLISI! JANGAN SEMBARANGAN BUKA MULUT!” marah ayah riri
“CIH!”
“sementara,
saya ingin menanyai semua yang ada disini...ini sudah semua?” tanya ayah riri
“ah...tadi
ada seorang murid lagi, sih...” jawab bu yumiko sambil mengusap air matanya
“saya akan
mencarinya!” jawab salah satu polisi
“mulai
dari anda, bu noriko katsura!”
“...”
“yang
berikutnya...kamu!” tunjuk ayah riri kepada putrinya
WEH!
Bakal dibentak-bentak ayah lagi nih! Seperti ini: “RIRI!! HARUS BERAPA KALI
KUBILANG SUPAYA KAMU MENGERTI!?”
“tak
perlu takut begitu! Kakak sudah datang, tenang saja” jawab ayah riri
Bodohnya
keterlaluan, ayahku itu... tapi untunglah enggak ketahuan aku adalah riri!
Ayah riri
menyuruh bu noriko utuk menceritakan apa saja yang terjadi sebelum kejadian
pembunuhan itu terjadi
30 menit
pun terlewati...
“cerita
bu noriko panjang, ya....” keluhku
“kenapa
jadi begini?” sesal bu yumiko
Tiba-tiba
terdengar sebuah alunan musik yang sama persis dengan lagu yan selalu dimainkan
pak satoshi setiap paginya.
“suara
piano?” tanyaku
“! La...lagu ini...prelude rintik hujan...”
Karena
aku penasaran siapa yang memaikannya, aku pun memutuskan untuk mencari dimana
orang itu memainkan pianonya. Kutemukan terdengar dari kelas piano ke-2. Dan
benar saja yang memainkannya adalah oikawa, aku pun menaruh segelas coca-cola dingin di
hadapannya.
“riri...”
“lagu ini
yang dimainkan pak satoshi, kan?”
“ya,
“prelude rintik hujan”. Kabarnya setiap pagi pasti dimaikannya...”
Setiap
pagi?
“tapi,
tadi pagi sebelum kita datang, yang ada disini hanya bu noriko, kan? Apa memang
bu noriko?”
“Kamu
pikir penjahat akan bertindak setransparan itu? Mereka pasti menggunakan cara
yang lebih lihai...”
“...eh,hirorin!
Ada orang yang kamu suka?” tanyaku
BRUSH!!
(oikawa menyemburkan minuman dari mulutnya)
“APA SIH?
KOK TIBA-TIBA?”
“kalau
orang itu meninggal, bagaimana rasanya,ya...? ah, tapi tidak ada, ya? Kamu kan
alergi cewek sih, ya” ledekku
“MEMANGNYA
GARA-GARA SIAPA!?”
“eh?”
“... jadi
gelap gulita apapun tak terlihat lagi, kalau kehilangan orang yang disukai...”
“ah, apa?
Jadi ada, ya? Yang kamu suka!! Siapa? Siapa? Siapa? Seperti apa? Orang amerika,
ya?”
“tak akan
kuberi tahu!” jawab oikawa sambil meminum minumannya
“APA?
PELIT!”
“UH!,
UHUK! UHUK! A...apa ini? Air semua!”
“aah...esnya
nyris cair semua, hari ini sinar mataharinya kuat...”
Sinar
matahari? Matahari? Karena sinar matahari,esnya... !?
“HI...HIRORIN!
KAMU TAHU CYOPIN, KAN, YA!? SIAPA YANG SEDANG BELAJAR CYOPIN??”
“cyo...cyopin?
ti...tidak tahu!” jawabnya
“TIDAK
TAHU, KATAMU? BODOH! PADAHAL SUDAH JADI PEMUSIK!” marahku
“aku tak
tau~~~!” jawab oikawa sambil menjedotkan kepalanya berkali-kali.
“ini,nih!
Cyo-pin (riri salah baca harusnya, CHOPIN!)”
“AH!”
“kamu
aneh hirorin! Main musik tapi tak tahu penggubahnya? Ternyata orang jenius pun
ada kekurangannya...” jawab ku santai
Padahal
oikawa sudah marah besar dan berapi-api GLEGAAAR!!, aku pun tak tahu kenapa.
“BODOH!!!
ITU DIBACA SYOPANG!!”
CHOPIN =
SYOPANG?
“tak
apalah salah baca, jangan terlalu rinci jadi cowok!” jawabku
“DASAR!
Kalau ‘syopang’ sering diajarkan pak satoshi, berarti murid yang itu!
Murid...pak
satoshi?
! ! tatapan ini!!, aku menengok ke
belakang dan mendapatkan miyuki dengan tatapan sedih...dia pun langsung berlari
Anak itu!
“OI!
RIRI?”
“MAAF
OIKAWA! Aku terburu-buru! Nanti saja aku bicara dengan polisi!” jawabku dengan
langsung mengejar anak itu
“TUNGGU!
KENAPA KAMU LARI?”
Tetapi
ternyata anak itu larinya cepat juga, apa boleh buat aku lompat saja
“SIAL!
TAK AKAN KUBIARKAN LEPAS!!”
BETS!
“ini...! milikmu,kan!? Miyuki...yang menjatuhkanku dari tangga,kamu juga,kan!?”
tanyaku geram
“...karena...karena
mukamu memerah waktu ketemu pak satoshi...”
“HAA?”
tanyaku terbata-bata
“SIAPAPUN
TAK KUIZINKAN MENDEKATI PAK SATOSHI!” jawabnya
“miyuki...kamu
menyukai...”
“pak
satoshi selalu jadi penopang semangatku...waktu ibuku meninggal juga...aku
gembira karena kebaikan pak satoshi. Makanya aku berlatih keras memainkan
chopin yang selalu dimainkan pak satoshi....karena aku ingin selalu berada
disampingnya...”
“nah...pasti
kamu syok berat waktu tahu dia bertunangan dengan bu yumiko,kan? Kamu cemburu
pada bu yumiko? Atau kamu marah pada pak satoshi yang ak memilihmu?” tanyaku
“APA?”
“kamu
ingin memonopoli senyuman pak satoshi, kan?”
“IYA! AKU
INGIN! MAKANYA SEMUA ITU KULAKUAKAN! SEKARANG KAMU PUAS?? KAMU TAK BISA
MENGERTI PERASAANKU!!” jawab miyuki sambil berlari menuju lorong.
Saat aku
ingin kembali ke tempat oikawa, aku menemukan sebuah foto yang tergeletak
begitu saja, apakah ini punya miyuki...?
“ririchi!
Bagaimana?” tanya antares
“tampaknya
cahaya bintang telah menunjuk penjahatnya”
“berarti??”
“SAAT
TAMPILNYA SPICA!”
Malam
20.30
CLAK!
Seseorang membuka pintu ruang kelas piano, dia mendekati foto-foto pianis tua,
dan sperti ingin menjatuhkannya
“sedang
apa disitu? Yang dicari dengan menyelinap ke TKP pada tengah malam begini....
yang inikah?” aku pun menunjukkan sebuah karet panjang
“ah...ayanokoji?”
tanya orang itu
“cik cik
cik sayang sekali! Nona manis yang dulu datang untuk belajar piano...namun...”
SRRRT!
“sesungguhnya adalah...”
“sesungguhnya adalah...”
BETS!
“DETEKTIF
TERKENAL SPICA...”
“spi...spica?” orang itu pun berlari menuju pintu,
“TUNGGU!
JADI BENAR ANDA YANG MELAKUKANNYA!? BU YUMIKO...”
TO BE CONTINUED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar